Artikel Lainnya

Saturday, November 2, 2019

Teori Sosiokultural dan Kaitannya dengan Pembelajaran Bahasa

Hai teachers... Semoga teachers dalam keadaan baik-baik saja ketika membaca artikel ini. Pada kesempatan ini, akan dibahas teori sosiokultural yang sebenarnya sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya yang terkait dengan teori konstruktivisme dan kaitannya dengan pembelajaran bahasa. Namun, pembahasan teori sosiokultural ini akan lebih spesifik.



Teori sosiokultural ini berlandaskan akan teori belajar yang dikemukan oleh Lev Vygotsky yang terkenal dengan teori Zone of Proximal Developmentnya. ZPD adalah zona antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual terlihat dari kemampuan anak menyelesaikan pekerjaan atau tugas-tugasnya secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial bisa dilihat dari dari kemampuan anak menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah dengan bantuan orang dewasa. Teori ZPD kadang dihubungkan dengan teori input hypothesis yang diajukan oleh Krashen di mana siswa semestinya diberikan materi satu tingkat lebih tinggi dari tingkat kemampuan mereka. Namun, kedua teori ini sebenarnya berbeda dan tidak sama.

Ketika masuk dalam ZPD, maka anak tersebut sebenarnya bisa melakukan apa yang diharapkan kepada mereka untuk bisa dilakukan, tetapi akan lebih optimal jika orang dewasa atau pendamping yang lebih tahu dan bisa, membantunya untuk mencapai tingkat perkembangan potensial. Kemudian bantuan dari orang dewasa tersebut yang disebut dengan "Scaffolding". Oleh karena itu, hal ini juga berpengaruh terhadap pembelajaran bahasa di mana anak diharapkan bisa berinteraksi dengan orang-orang yang kemampuannya lebih dibandingkan mereka misalnya orang yang lebih dewasa agar mereka bisa belajar dari orang-orang ini dan mampu mengembangkan kemampuan berbahasa mereka.

Lalu apa kaitannya teori sosiokultural dengan pembelajaran bahasa? teori ini sangat mempengaruhi pembelajaran bahasa di era modern dengan memunculkan kegiatan-kegiatan kooperatif dimana siswa bersama temannya saling membantu untuk mempelajari sesuatu. Selain itu, teori belajar ini menginspirasi bahwa tugas guru sebagai orang yang lebih tahu adalah memberikan bantuan (scaffolding) kepada siswanya sampai siswa tersebut mampu melakukannya sendiri. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan yang diberikan untuk memfasilitasi implementasi teori ini adalah kegiatan berkelompok, diskusi, role play, drama, presentasi, dan kegiatan kolaboratif lainnya di mana siswa bisa belajar dari rekan sejawatnya dan dari gurunya.

Nah itu dia pembahasan terkait dengan teori sosiokultural dan kaitannya dengan pembelajaran bahasa. Semoga informasi ini mampu membantu teachers sekalian.

Jangan lupa kunjungi juga akun youtube PET Proenglishteacher di sini dan subscribe video-videonya.

No comments:

Post a Comment