Artikel Lainnya

Saturday, November 2, 2019

Teori Interaksionisme dan Kaitannya terhadap Pembelajaran Bahasa

Hai teachers.... Apa kabar??? semoga teachers dalam keadaan baik-baik selalu. di kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai teori interaksionisme dan kaitannya dengan pembelajaran bahasa. Apakah teachers sekalian penasaran dengan teori belajar ini? Mari simak penjelasan berikut ini.



Teori interaksionisme ini terkadang disalah artikan sebagai teori sosiokulutral yang terkenal dengan teori Zone of Promixal Development. Namun, teori interaksionisme ini sama sekali tidak sama dengan teori sosiokultural. teori interaksionisme ini beranggapan bahwa dalam berinteraksi, manusia akan melakukan modifikasi terhadap tindakan mereka. Adapun modifikasi-modifikasi yang dimaksud bisa berupa pengulangan kalimat, merevisi pengucapan kalimat, membuat struktur kalimat menjadi lebih sederhana, dan modifikasi lainnya, Tujuan modifikasi ini adalah untuk didapatkannya kesepahaman akan apa yang dibicarakan. Dengan kata lain, kegiatan ini kerap diperuntukkan untuk negotiate meaning yang bertujuan agar makna yang kita sampaikan ketika beriknteraksi dapat tersampaikan dengan baik.

Modifikasi-modifikasi ini mencakup hal-hal berikut:
  1. Comprehension checks yaitu usaha para pembicara untuk memastikan lawan bicara mengerti apa yang dibicarakan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan berupa "Do you understand?".
  2. Clarification requests yaitu usaha para pembicara untuk mengklarifikasi apa yang dimaksud oleh pembicara lainnya. Misalnya dengan bertanya "What do you mean?"
  3. Self-repetition atau paraphrase yaitu usaha para pembicara untuk mengulang apa yang diucapkan dikarenakan pembiacar merasa bahwa apa yang disampaikan belum dapat dimengerti lawan bicara. Tidak jarang, pembiacar juga akan mengubah struktur kalimat yang digunakan agar lawan bicara bisa semakin mengerti apa yang diucapkan.
Lalu, kaitannya dengan pembelajaran bahasa adalah pemberian materi dan latihan yang sesuai untuk mendukung teori interaksionisme. Misalnya saja, siswa diajarkan language expressions untuk membantu siswa mengklarifikasi apa yang diucapkan dan bertanya apabila lawan bicara memahami yang diucapkan. Selain itu, siswa juga diajarkan mengenai cara-cara memparafrasa kalimat sehingga satu makna bisa disampaikan dengan struktur dan cara yang berbeda-beda pula. Kegiatan lainnya yang bisa diimplementasikan adalah latihan-latihan menyampaikan sesuatu secara sederhana sehingga lawan bicara dapat memahami pembicaraan dengan mudah.

Nah itu dia pembahasan mengenai teori interaksionisme dan kaitannya dengan pembelajaran bahasa. Sampai jumpa di pembahasan berikutnya.

Jangan lupa kunjungi juga akun youtube PET Proenglishteacher di sini dan subscribe video-videonya.

No comments:

Post a Comment