Artikel Lainnya

Thursday, April 30, 2015

Kelebihan Asesmen Otentik: Penjelasan dan Jenis Asesmen Otentik

Hai teachers… Sebelumnya penulis sempat berbagi pengetahuan mengenai pengertian asesmen, asesmen tradisional, dan asesmen otentik (Bagi teachers yang belum membaca bisa klik di sini) dan artikel mengenai asesmen tradisional beserta jenisnya (Bagi teachers yang belum membaca bisa klik di sini). Pada tulisan kali ini, penulis ingin membahas secara mendalam mengenai asesmen otentik. Check this out…!!!





Asesmen otentik adalah suatu bentuk tugas yang menghendaki siswa untuk bisa menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, di mana hal ini merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Asesmen otentik menekankan kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara bermakna dan nyata. 

Kelebihan asesmen otentik ini adalah kegiatan penilaian tidak sekedar menanyakan atau menyadap pengetahuan yang telah diketahui pembelajar, melainkan kinerja secara nyata dari pengetahuan yang telah dipahami dan dikuasai.


Selain itu kelebihan yang lainnya adalah mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata di mana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan adalah salah satu tujuan asesmen otentik. Misalnya, penugasan kepada pembelajar untuk membaca berbagai teks aktual-realistik, menulis topik-topik tertentu sebagaimana halnya di kehidupan nyata, dan berpartisipasi konkret dalam diskusi atau bedah buku, menulis untuk jurnal, surat, atau mengedit tulisan sampai siap cetak. Dalam kegiatan itu, baik materi pembelajaran maupun penilaiannya terlihat atau bahkan memang alamiah. Jadi, asesmen model ini menekankan pada pengukuran kinerja, melakukan sesuatu yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang telah dikuasai secara teoretis.

Asesmen ini lebih menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Siswa tidak sekedar diminta merespon jawaban seperti dalam tes tradisional, melainkan dituntut untuk mampu mengkreasikan dan menghasilkan jawaban yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan teoretis. Dalam penilaian kemampuan bersastra misalnya, pembelajar mampu menganalisis karakter tokoh dalam sebuah fiksi, mempertanggungjawabkan kinerjanya tersebut secara argumentatif, membuat resensi teks kesastraan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan prosedur penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan pemecahan masalah siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan Pembelajaran:
Siswa memberikan jawaban benar-salah tentang prosedur yang terbaik untuk memecahkan masalah dalam kelompok.Siswa diminta membuat rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana cara memecahkan masalah secara kolaborasi, kemudian diminta untuk memberikan jawaban singkat terhadap pertanyaan itu.Siswa diberikan masalah baru, kemudian diminta untuk menulis essay yang berhubungan dengan bagaimana kelompok itu harus bekerja menyelesaikan masalah itu.Siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk memecahkan masalah. Guru mengamati dan menilai usahanya.Pendidikan adalah proses pemanusiaan manusia, maka dari itu dalam tataran yang lebih operasional dapat dikatakan bahwa tuntutan pendidikan adalah terbentuknya kompetensi pada peserta didik (terlepas dari apakah kurikulum yang sekarang tetap digunakan atau diganti, tetapi pembentukan kompetensi adalah merupakan suatu keharusan). Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan dalam praktik pembelajaran di sekolah, termasuk praktek asesmennya. Asesmen otentik sebagai asesmen berbasis kompetensi merupakan asesmen yang dilakukan untuk mengetahui kompetensi seseorang. Kompetensi adalah atribut individu peserta didik, oleh karena itu asesmen berbasis kompetensi bersifat individual; sehingga ia disebut asesmen berbasis kelas. Untuk memastikan bahwa yang diases tersebut benar-benar adalah kompetensi riil individu (peserta didik) tersebut, maka asesmen harus dilakukan secara otentik (nyata, riil seperti kehidupan sehari-hari). Asesmen otentik bersifat on-going atau berkelanjutan, oleh karena itu asesmen harus dilakukan kepada proses dan produk belajar. Dengan demikian, asesmen berbasis kompetensi memiliki sifat otentik, berkelanjutan, dan individual.

Sifat-sifat asesmen berbasis kompetensi tersebut mengindikasikan bahwa jenis tes objektif (seperti tes pilihan ganda, benar-salah, dan lain-lain) yang dimasa lalu mendominasi penilaian di sekolah tidak lagi relevan saat ini. Sudah saatnya (dan secepat mungkin) proses pembelajaran ditopang secara kukuh dengan penggunaan asesmen otentik.

Adapun jenis asesmen otentik ini adalah sebagai berikut:
  • asesmen kinerja
  • asesmen diri
  • asesmen portofolio
  • projek, dll

Jangan lupa kunjungi juga akun youtube PET Proenglishteacher di sini dan subscribe video-videonya.

No comments:

Post a Comment